Diposting oleh Unicore di 02.13 0 komentar

Konsep Network Marketing

Diposting oleh Unicore di 05.14 0 komentar


KONSEP NETWORK MARKETING


PERUSAHAAN NETWORK MARKETING Mengalihkan biaya-biaya IKLAN dan PEMASARAN untuk komisi para Distributornya.



Menurut charles givens (wealth without risk) : "Biaya-biaya iklan, saluran distribusi, pendirian cabang dan pemasaran MEMBEBANI 80% dari harga barang."
Oleh perusahaan Network Marketing beban harga yang sangat besar tersebut dialihkan pada Distributornya, sehingga tak mengherankan para Distributornya berpotensi mendapatkan penghasilan yang TAK TERBATAS. INILAH KONSEP BISNIS MASA DEPAN YANG TERCANGGIH ABAD INI.

Buku The Next Trillion ERA BISNIS MAKANAN KESEHATAN Menurut pengamat ekonomi dan penulis buku Paul Zane Pilzer, data satu decade mendatang ada perkembangan industri yang fantastik, Industri Kesehatan.
Prediksi ini bukan tanpa dasar, karena ada generasi yang mampu menggerakkan ekonomi dunia, yakni Baby Boomer.

Baby Boomer, sebuah generasi yang belakangan menjadi penggerak, trendsetter gaya hidup yang mampu menjadi mesin penggerak ekonomi global.

Mereka yang membuat industri property meledak, mereka yang membuat industri otomotif berkembang pesat. Baby boomer pula yang menggerakkan industri asuransi, computer dan internet. Generasi Baby Boomer adalah sebuah generasi yang tidak lagi memikirkan bagaimana mencari uang. Mereka adalah generasi yang berada pada puncak penghasilan. Mampu mendapatkan lebih banyak uang, dan memiliki daya beli yang tinggi. Mereka pada tingkat produktifitas tinggi. Sangat masuk akal, jika salah satu decade mendatang, mereka diperkirakan akan menggerakkan industri kesehatan.

Karena pada usia yang sangat produktif (37-55 tahun) mereka ingin lebih sehat (feel healthier), memperbaiki penampilan (look better), memperlambat penuaan (slow down aging), dan ingin mencegah berbagai macam penyakit (prevent diseases).

Intinya mereka ingin merawat kesehatannya, mereka tidak rela penyakit mencuri usia produktifnya. Di Amerika jumlah mereka memang hanya 30% dari populasi, namun mampu memberikan sumbangan GNP (Growth National product) sampai 50%.

Pada Tahun 70-an, dunia dikejutkan dengan Microwave
Tahun 80-an Industri Video meledak
Tahun 90-an Industri Computer dan Internet merambah dunia
Maka memasuki abad 21 ini, industri perawatan kesehatan (wellness industry) akan merajai dunia.

Apalagi, tekanan persaingan dan tekanan pola makan, dan tekanan polusi semakin tinggi. Apa yang anda bayangkan, duduk saja atau mengambil bagian?? ini adalah sebuah PELUANG.

Menurut Paul, ada 4 (empat) pilihan jika mau berpesta pada peluang ini.

1. Tenaga Ahli (Practitioner) mereka akan merasakan hasilnya pada jangka waktu beberapa tahun mendatang. tentu saja jika ingin menjadi tenaga ahli, harus dibekali dengan pendidikan yang tidak murah. jadi harus melakukan investasi dalam bentuk sekolah yang menghabiskan waktu beberapa tahun, dan uang yang tuidak sedikit. lalu mau menukarkan waktu sebagai peneliti dengan uang.

2. Sebagai Produsen (Manufacture) menarik ambil bagian dengan membangun industri. tentu saja harus didukung dengan investasi jutaan bahkan miliaran dollar untuk membangun pabrik, infrastruktur, biaya riet, hak paten, pengangkutan barang dll.

3. Penjual Eceran juga berpeluang sangat menggiurkan. tetapi tetap saja harus menyiapkan beberapa hal, seperti membayar lisensi, mampu bekerja tujuh hari seminggu, memiliki strategi iklan dan membayar sejumlah karyawan. sebuah investasi yang jumlahnya tidak sedikit.

4. Distributor dalam 30 tahun perkembangan bisnis di dunia, distributor adalah bagian rantai bisnis yang paling besar mendapatkan keuntungan. jadi keuntungan terbesar bukan pada pembuatnya. contohnya seperti sam walton (pemilik wall mart), fred smith (fedex), josh bishop (amazone). mereka adalah distributor.
Namun mereka menjadi distributor dengan cara-cara yang sudah dikenal masyarakat. Maka distributor abad 21 ini akan menjadi miliarder dengan cara yang lebih cerdas. Yakni memberikan pendidikan kepada konsumen tentang produk baru dan memberikan informasi tentang cara penyalurannya, yakni dengan sistem NETWORK MARKETING.
Bisnis Distribusi ini memang sangat mengandalkan Kecepatan Pikiran, Produk yang lebih baik, Distribusi yang lebih baik. Karena pasar yang potensial adalah Baby Boomer. Gaya hidup mereka tidak bisa dihentikan, mereka ingin bersenang-senang, ingin mobil mewah, Mereka tidak ingin cepat tua.
Mereka siap membayar berapa saja agar tetap awet muda, sehat dan penuh vitalitas.

sebuah pepatah dari Cheryl Russel: "Bisnis yang cukup cerdik adalah mengenali apa yang diinginkan Baby Boomer"
Jadi, Apa Anda masih mau menunda kesempatan??

The Power Of Network Marketing

Diposting oleh Unicore di 04.31 0 komentar

The Power Of Network Marketing

Problema kehidupan umat manusia yang semakin kompleks dengan tuntunan hajat hidup yang demikian besar telah banyak membentuk pola pikir dan tingkah laku masyarakat. Di satu sisi, manusia mengharapkan sebuah tatanan kehidupan bahagia, damai, aman dan menjamin kesejahteraan hidupnya. Pada sisi lain, penyakit-penyakit yang bersarang dalam hati, seperti iri hati, tamak, dengki, ghibah, dusta dan lainnya menghantarkannya pada kehancuran.



Setiap orang memiliki daya untuk mengikuti kemurnian dan keutuhan kasih sayang. Kebutuhan terciptanya cinta kasih merupakan suatu sifat yang secara mendalam tertanam di dalam fitrah manusia. Setiap orang memiliki kecondongan kepada cinta dan keharmonisan hidup. Oleh karena itu, ia membenci kesendirian dan pengasingan. Akan tetapi, tanpa memperoleh ketenangan pikiran dan jiwa, seseorang tidak mampu hidup secara damai dengan orang lain atau bahkan dengan dirinya sendiri. Sedemikian pentingnya penyatuan hati ini sehingga Islam menganjurkan kepada manusia untuk memperbanyak menciptakan ruangan silaturahmi.

Silaturahmi sesungguhnya memiliki makna yang lebih tinggi dibandingkan sekadar saling bersalaman atau berkunjung. Silaturahmi adalah suatu kekuatan mental dan kemampuan yang tinggi dari hati manusia untuk menyambungkan ikatan persaudaraan.

Di pihak lain, silaturahmi juga sesungguhnya merupakan sarana efektif untuk membentuk jaringan kerja yang solid yang merupakan salah satu kunci sukses karier dan kehidupan pribadi.

Dalam kaitan itulah, penerbit menghadirkan kolaborasi luar biasa dari dua narasumber istimewa. Pertama, Andrew Ho, motivator Asia dan penulis sejumlah buku, yang akan memperkaya pengetahuan kita tentang Network Marketing. Kedua, Aa Gym, sebagai ikon perubahan yang akan menyajikan ulasan mendalam tentang kekuatan silaturahmi.

Perpaduan kedua pemikiran ini kami harap dapat menghembuskan angin segar bagi para network marketer, para pelaku bisnis, dan masyarakat umum, dalam memaknai betapa pentingnya nilai-nilai silaturahmi dalam membentuk jaringan bisnis yang solid.

sumber: http://www.pembelajar.com/wmview.php?ArtID=716

Mengenal Network Marketing

Diposting oleh Unicore di 02.13 0 komentar


MENGENAL NETWORK MARKETING

Industri Network Marketing (NM) diakui atau tidak telah menjadi salah satu industri yang berkembang dengan pesat. Para pakar ekonomi baik nasional maupun internasional banyak yang telah mengakui dan mengkategorikan industri NETWORK MARKETING sebagai satu model bisnis distribusi yang bagus sekali. Beberapa pakar bahkan telah memprediksikan bahwa NETWORK MARKETING akan menjadi trend bisnis di masa depan. Mereka juga memprediksikan bahwa NETWORK MARKETING akan booming mulai tahun 2018.

Kajian-kajian, seminar-seminar yang membahas tentang model bisnis seperti ini telah diadakan diberbagai tempat di belahan dunia ini. Yang kemudian pada akhirnya menyimpulkan bahwa bisnis NETWORK MARKETING merupakan satu jenis usaha independen yang bisa diandalkan sebagai sebuah sumber penghasilan. Banyak perusahaan yang kemudian mengadopsi sistem ini meskipun tidak secara terbuka. Pernahkah Anda sebagai pemegang Kartu Kredit ditawari untuk mengajak orang lain menjadi pemegang kartu kredit juga? Dimana perusahaan penerit kartu kredit akan memberikan imbalan berupa point yang dapat ditukar dengan sebuah komoditi, misalnya sebuah laptop, atau kesempatan menginap di suatu hotel berbintang. Maka secara tidak sadar Anda telah terjun ke dalam model bisnis NETWORK MARKETING. Ya, itulah bisnis MLM, Mulut Lewat Mulut.

Robert T. Kiyosaki, salah seorang pakar di bidang finansial sangat merekomendasikan model bisnis NETWORK MARKETING ini untuk entrepreneur oleh mereka yang menginginkan kebebasan finansial. Beberapa kelebihan bisnis NETWORK MARKETING menurut Robert T. Kiyosaki adalah:

- Modal relatif kecil

- Resiko juga relatif kecil

- Tempat dan waktu fleksibel

Industri NETWORK MARKETING sendiri sebenarnya telah berusia cukup lama, sekitar 40 tahun yang lalu, sebuah perusahaan makanan kesehatan di Amerika yang bernama Nutrilite telah mendistribusikan produknya dengan model direct sales yang kemudian berkembang menjadi NETWORK MARKETING. Hingga akhirnya saat ini bermunculan banyak sekali perusahaan baik nasional maupun internasional yang mengubah konsep distribusinya menggunakan jalur NETWORK MARKETING.

Keunggulan NETWORK MARKETING

Diposting oleh Unicore di 02.11 0 komentar


KEUNGGULAN NETWORK MARKETING


1. Memenuhi hukum ekonomi yang ideal

2. Waktu fleksibel

3. Tidak ada diskriminasi / kualifikasi tertentu (Gelar / Pendidikan)

4. Memiliki support sistem

5. Bisnis yang mendunia / worldwide

6. Aman dengan globalisasi

7. Dapat diaplikasikan dengan Internet

8. Resisten terhadap faktor-faktor internal & eksternal

9. Dapat diwariskan

10. Layaknya gedung pencakar langit yang kasat mata

11. Tidak terpengaruh akan terorisme

12. Aman dari badai finansial

13. Bermanfaat secara materi & non-materi

Mengapa Network Marketing??

Diposting oleh Unicore di 01.55 0 komentar


Apa yang Aneh dengan Network Marketing??


Seringkali membaca postingan/komentar di website/blog yang memberikan opini negatif tentang Network Marketing. Dari yang mengatakan bahwa Network Marketing atau yang umum orang sebut MLM haram, menginjak/memeras downline atau bawahan, disamaratakan dengan Money Game/sytem Priamid, bisnis tidak jelas, bisnis ecek-ecek, bisnis jailangkung meminjam istilah Bapak Louis datang tidak di undang pualng tidak diantar saking negatifnya prospek, belum ngomong apa-apa sudah apriori/negatif thinking dsb.

Pada intinya memandang bahwa bisnis Network Marketing/MLM adalah Negatif. Tapi coba kita lihat dari prespektif yang lain. Seperti ilustrasi gambar di atas, "Network Marketing" adalah salah satu cara distribusi barang.

Jika suatu Bisnis konvensional/yang umum sekarang ini, dari Manufactur barang didistribusikan ke "Sole Agent" misalnya ada kita kenal "Agen Tunggal Pemegang Merk"/ATPM merk Mobil, dari sana barang di distribusikan lagi ke "Wholesaler", didistribusikan lagi ke "Distributor", kemudian ke Retailer/Toko-toko Ritel, baru dari sana Konsumen boleh berbelanja. Konsumen tidak boleh langsung berbelanja ke Sole Agent/Wholesaler, tetapi harus lewat Toko Eceran/Retailer. Dari jalur distribusi barang tersebut pabrikan/produsen masih menambah biaya lagi untuk "Biaya Promosi" baik lewat media masa, televisi dsb dengan bintang iklan yang sudah populer di masyarakat dengan biaya yang lumayan besar. Tidak ada yang salah dengan jalur distribusi seperti ini, menurut Paul Zane Pilzer "Distributor" sangat diuntungkan dengan model seperti ini, muncul raksasa semacam "Walmart", "Amazon" dsb.

Ada pilihan/alternatif yang lain selain model distribusi diatas yaitu "Network Marketing", orang umum menyebut MLM (Multi Level Marketing) atau "Mulut Lewat Mulut", Grup kami salah satu pelaku di Tianshi lebih senang dengan istilah "Network Marketing" lebih pas untuk menggambarkan model distribusi barang seperti ilustrasi gambar tersebut di atas.

Dari Manufactur/Pabrikan/produsen barang langsung di distribusikan ke konsumen oleh pelaku/orang yang disebut "Distributor Langsung", biasanya perusahaan/manufactur mempunyai perwakilan disetiap negara/daerah melalui perantara "Stockis"/"Host Couple" untuk berhubungan dengan "Distributor", untuk menjadi stokis mempunyai syarat dan kondisi tertentu, kalau di Tianshi yang boleh menjadi stockis adalah peringkat bintang 6 ke atas dan pernah mempuyai reputasi yang bagus dari segi administrasi dan omzet sebagai "sub Stockis" sebelumnya, dengan proses yang ketat.

Untuk mendukung Skill Distributor baik mengenai proses distribusi dan product knowledge ada semacam "Sekolah Bisnis" atau "Support System" yang akan memberikan edukasi yang baik agar proses distribusi tersebut dapat berjalan lancar dan baik. Seorang Distributor yang baik hendaknya terus meningkatkan skillnya lewat sekolah bisnis yang ada sehingga dilapangan tidak timbul persepsi-persepsi yang negatif terhadap bisnis ini.

Jika mengacu marketingplan/rencana pemasaran Tianshi maka bonus-bonus yang diterimama dari distributor adalah diambilkan dari keuntungan atas omzet distribrusi/penjualan product dari Bisnis ini, bukan dari hasil keuntungan pendaftaran Member baru (Money game), downline/jaringan dibawahnya tidak dirugikan, downline tidak membayar upline-nya atas keuntungan barangnya, prinsipnya siapa yang menghasilkan omzet/penjualan bonus perusahaan lebih besar kepada penghasil omzet tersebut, jadi fair system.

Juga masalah kewajiban belanja bulanan/tutup point, dibebankan jika peringkat di Bisnis ini minimal sudah bintang *5 sudah punya jaringan minimal 3 orang *4 dengan potensi penghasilan 2-5 juta/bulan, tutup pointnya minimal Rp. 100.000,- (jauh dari potensi bonusnya) cukup fair dan adil, bintang 1 sampai bintang 4 belum ada kewajiban belanja/tutup point bulanan (sangat-sangat fair).

Untuk masalah halal/haram sudah sangat jelas dibahas diambil dari seseorang yang lebih paham dibanding kami, tapi yang jelas distribusi barang terjadi karena memang ada kebutuhan setiap manusia yang membutuhkan suplement karena kekurangan tiap harinya contohnya dibahas dan harga-harga barangnya juga transparan antara harga distributor dan harga konsumen, bahkan hebatnya harga sewaktu produk Perusahaan Supply masuk ke indonesia sampai sekarang harganya tetap tidak mengalami kenaikan dan tidak fluktuatif, juga antara pulau jawa, kalimantan , sulawesi dan pulau2 lain harganya sama, coba anda bandingkan dengan harga2 barang produk yang lain mengalami kenaikan seiring dengan waktu/kondisi suatu negara, harga di luar pulau jawa lebih tinggi dsb.

Jika dikatakan produk Tianshi yang dijual dengan system Network Marketing lebih mahal sebenarnya harganya relatif lebih murah, jika kita membandingkan dengan produk yanga lain, harus kita perhatikan barang pembandingnya, kualitas barangnya, jumlah barangnya, kegunaan/kasiatnya dsb. Semisal contohnya : Produck Antilipemic Tea (Teh Kesehatan), Binis ini telah membeli hak paten resep Teh Hijau dari "kitab The Yellow Emperors Classics of Internal Medicine" dari kumpulan resep2 kerajaan yang usianya telah 5000 tahun diuji dari generasi ke generasi dan terbukti khasiatnya.

1 kotak isinya 40 buah, harganya per-box Rp. 68.400 (harga distributor), cara minumnya 1 buah bisa dipakai 2 kali, direbus pagi dan sore, khasiatnya terbukti bisa menurunkan asam urat dan kolesterol. membuang racun dan menghancurkan lemak, memperkuat liver dan menjernihkan penglihatan, sehingga 1 gelas Antilipemic Tea hanya seharga = (Rp.68.000,-/40 buah) = Rp. 1.710,- bisa di pakai direbus dan diminum 2 kali (sebenarnya bisa lebih) jadi pergelas harganya Rp. 855,-, harusnya anda bandingkan dengan "teh dalam kemasan" yang dipasaran bisa dijual Rp. 1500-5000/gelas, jadi kesimpulannya sebenarnya produk tianshi relatif lebih murah, juga anda bisa membadingkan dengan cara yang sama product2 Perusahaan Supply yang lain.

Direct Sales VS Network Marketing

Diposting oleh Unicore di 01.42 0 komentar


Perbedaan Direct Sales dan Network Marketing

Ada perbedaan mendasar antara ketiga model distribusi langsung.

Direct sales sangat mengandalkan kemampuan menjual para distrbutornya. biasanya model seperti ini disebut juga dengan single level. perusahaan merekrut para distributor untuk menjual sebanyak mungkin produk untuk mendapatkan insentif yang lebih besar. sedangkan dalam
Konsep Network Marketing tidak terlalu menonjolkan kemampuan selling, bahkan pada kenyataannya, banyak yang berhasil di bisnis network marketing tanpa memiliki kemampuan menjual sama sekali. konsep network marketing lebih menitikberatkan kepada membentuk sebuah “customer base” atau jaringan distribusi pemakai.

Direct Sales : 1 x 1000 = 1000, 1 orang menjual 1000 produk
Network Marketing : 1000 x 1 = 1000, ada 1000 orang yang memakai 1 produk

Mengapa banyak juga bisnis NETWORK MARKETING yang tutup?
Bisnis NETWORK MARKETING memang bagus, sehingga banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang memasarkan produknya dengan model NETWORK MARKETING. Tapi tidak sedikit diantara yang kemudian tutup. Mengapa terjadi demikian?

Hasil analisis Silver Quantum Network (sebuah lembaga pengembangan diri dan pelatihan bisnis) ada beberapa hal yang membuat sebuah perusahaan NETWORK MARKETING dengan cepat tutup:

1. Perusahaan NETWORK MARKETING tersebut tidak memiliki kapital/modal yang cukup untuk menunjang operasional dan membagikan insentif kepada para distributornya.

2. Perusahaan NETWORK MARKETING tersebut tidak memiliki produk yang memiliki kekuatan penetrasi pasar yang kuat. Produknya tidak spesifik, banyak terdapat dipasaran, mudah disubstitusi oleh produk non NETWORK MARKETING yang jauh lebih murah. Produknya memiliki kualitas yang biasa-biasa saja.

3. Marketing Plan yang kurang menarik, bonusnya kecil, dan beberapa perusahaan terlalu berani mengumbar bonus. Contohnya ada beberapa perusahaan NETWORK MARKETING yang berani memberikan bonus mobil mewah kepada distributornya yang baru menjalankan bisnisnya selama 6 bulan

4. Perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi sendiri produk yang dipasarkannya. Sehingga ada resiko ketergantungan dari perusahaan pembuat produknya.

5. Perusahaan tidak memiliki sistem usaha yang jelas, dukungan yang kuat kepada para distributornya, dan manajemen perusahaan yang buruk

6. Tidak ditunjang dengan sebuah support system yang bisa terus memotivasi dan memberikan bekal jiwa enterpreneur yang cukup bagi para distributornya.


Anda Ingin Kaya ? Ikut Network Marketing Saja…


Kata siapa usaha Network Marketing bisa membuat orang cepat kaya mendadak dengan cara yang mudah? Tidak jarang mereka yang mau terjun ke usaha ini harus mendapat cibiran dari koleganya. Apalagi ketika ingin membujuk seseorang untuk menjadi downline. Mungkin ada benarnya ungkapan dari Nobel Laureat Milton Friedman: There is no such thing as a free lunch alias tidak ada makan siang gratis.

Sebuah pepatah yang paling terkenal dari ajaran egoistik dalam ilmu ekonomi. Ungkapan yang bermakna setiap keuntungan dan kemudahan tidak dicapai dengan cuma-cuma. Ada pengorbanan yang harus dilakukan.

Ada ongkos yang harus dibayarkan. Nah, benarkah usaha Network Marketing (NM) bisa membuat orang cepat kaya mendadak dengan cara yang mudah? Jika ditinjau dari segi modal dan risiko memang terbilang kecil.

Mulai dari beberapa puluh hingga ratusan ribu rupiah saja. Ini tentunya berbeda dengan bisnis-bisnis konvensional lain yang membutuhkan modal minimal jutaan rupiah. Karena kecilnya modal yang dibutuhkan di bisnis ini, otomatis risikonya hampir tidak ada.

Seseorang bisa melakukannya tanpa mengenal waktu dan tempat. Bisa dikerjakan dimana saja dan kapan pun seseorang menginginkannya. Dan yang paling enak adalah reward yang dituai saat seseorang merekrut banyak downline. Bisa dalam bentuk pesawat, mobil BMW, dan jalan-jalan ke luar negeri.

Butuh pengorbanan
Namun dibalik itu, tidak jarang mereka yang mau terjun ke usaha ini harus mendapat cibiran dari koleganya. Apalagi ketika ingin membujuk seseorang untuk menjadi downline. Buktinya pengorbanan yang harus dilakukan Silvia Rast dalam menekuni usaha tersebut, Millionaire team HerbaLife. Ketika ingin menekuni usaha ini, ia sudah mendapatkan tantangan dari suaminya.

Pasalnya di mata sang suami waktu itu, usaha Network Marketing bukan sesuatu yang menjanjikan. Apalagi masih banyak dari lingkungan sekitarnya yang memandang sebelah mata bisnis itu. Namun, ia tetap teguh dengan pendiriannya yang tidak mau menjadi orang kantoran seumur hidup. Tanpa bekerja pun, dapurnya masih bisa mengepul. Karena ia berasal dari keluarga yang berada.

Tapi ia tetap berjuang untuk mendapatkan downline. Padahal tidak mudah untuk melakukan itu. Banyak penolakan yang ia terima ketika mengetuk pintu hati seseorang untuk mengikuti jejak yang sama dengannya.

Risza Bambang, managing director Shildt Consulting, mengungkapkan menambah atau mendapatkan penghasilan dari usaha Network Marketing sah-sah saja. Tapi, jangan terjebak dengan kembaran usaha ini, yaitu money game.

Multi tipu marketing…
Sering terjadi perjudian, penggadaan uang, dan tipu menipu dengan membonceng sistem marketing bergaya Network Marketing. Kegiatan itu belakangan ini semakin menjamur dan memperpanjang daftar korban malpraktik usaha pemasaran multi level itu. Masih segar diingatan, betapa kecewanya pemodal dengan tawaran PT Probest International. Sebuah perusahaan e-business yang dalam praktiknya mengadopsi bisnis Network Marketing.

Ketua Asosiasi Penjual Langsung Indonesia (APLI) Helmi Atamimi dalam suatu seminar mengungkapkan aturan penjualan langsung atau Network Marketing di Indonesia sesungguhnya masih sangat lemah. Kelemahan tersebut sering dimanfaatkan pihak lain dalam menjalankan praktik penggadaan uang atau money game berkedok Network Marketing.

“Network Marketing no problem, tapi yang dikuatirkan justru dimanfaatkan untuk bisnis “multi tipu marketing” dengan penawaran yang mirip dengan Network Marketing,” tukasnya. Perusahaan multi tipu marketing itu biasanya mengatakan bisnisnya adalah bisnis Network Marketing.

Hal itu dilakukan supaya orang bergabung dengan usaha mereka. Kalau mereka terang-terangan menyebut money game, orang akan malas bergabung. Karena itu mereka biasa menyebut dirinya Network Marketing. Meski nama mereka tidak tercantum dalam APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia).

Sebuah asosiasi yang salah satu fungsinya menyaring nama perusahaan yang yang betul-betul berbisnis penjualan langsung. Kalau nama mereka tercantum dalam APLI, berarti NETWORK MARKETING yang sejati. “Selain itu, money game biasanya tidak memiliki produk untuk dijual kepada konsumen,” tandas Risza. Sedangkan pada perusahaan NETWORK MARKETING harus ada produk yang dijual, entah itu berupa barang atau jasa.

Dan yang penting adalah pada money game, seseorang diminta membayar sejumlah dana yang cukup besar untuk mendaftar saja. Kalau pada perusahaan NETWORK MARKETING biasanya hanya meminta biaya pendaftaran yang besarnya tidak sampai Rp150 ribuan. Itu pun sudah termasuk pembelian produk. Jadi, menurut CPM Asia Pacific Managing Partner Arrbey Indonesia, Handito Hadi Joewono, bisnis Network Marketing tidak sekedar “buah mimpi”, melainkan sistem terintegrasi yang bisa mensinergikan berbagai kekuatan. Hal itu bisa dilihat secara kasat mata pada pribadi-pribadi sukses di bisnis NETWORK MARKETING yang telah meraih posisi level diamond, double diamond, atau posisi lainnya.

Sebelum memutuskan masuk pada suatu tawaran bisnis Network Marketing, jangan terbuai dengan tingkat keuntungan yang dijanjikan. There is no such thing as a free lunch alias tidak ada makan siang gratis. Semua ada pengorbanan dan risikonya. Jadi, selama orang masih tergiur ingin kaya mendadak dengan cara yang mudah, maka bisnis “multi tipu marketing” yang berkedok Network Marketing akan tetap berkembang subur.

Network Marketing Mendahului Kurva

Diposting oleh Unicore di 01.37 0 komentar


Ketika Network Marketing Mendahului Kurva

Dalam permainan saham atau valas, George Soros, ahli keuangan yang bikin heboh pada krisis Asia tahun 1997, memperkenalkan jurus yang dia sebut ‘gerakan mendahului kurva’. Ke mana pasar bergerak, sebagai pemain keuangan Anda harus lebih dulu menjejakkan kaki di sana mendahului orang kebanyakan. Supaya keputusan yang diambil itu cepat, tepat dan bermanfaat, dibutuhkan kemampuan membaca informasi tentang apa yang akan segera terjadi. Ada momentum yang dinantikan, dan ada transaksi yang dipersiapkan untuk dilakukan sebelum orang lain melakukannya.
Di industri Network Marketing, entah sengaja atau tidak, mereka bukan hanya sedang menantikan momentum tersebut, tetapi mereka benar-benar sudah mempersiapkan diri. Kemampuan membaca peluang inilah, menurut Robert T. Kiyosaki dalam bukunya Business School, membuat gerakan industri NM (Network Marketing) akan sulit dibendung.
Momentum apa yang dimaksud Kiyosaki, penganjur bisnis berkekuatan jaringan, baik waralaba maupun bisnis jaringan pemasaran itu? Dia menunjuk tahun 2010. Pada saat itu, generasi baby boomers, mereka yang lahir di akhir perang dunia kedua di AS, mulai memasuki usia pensiun.
Lalu, apa kaitan Network Marketing dengan pensiunnya para baby boomers itu? Pada saat itu, jelasnya, pasar saham di negeri Paman Sam diperkirakan akan meredup. Pasalnya, generasi itu mundur dari aktivitasnya di lantai bursa. Padahal ledakan saham yang terjadi di AS dari 1990 hingga 2010 itu didukung oleh belanja kelompok ini.
Di saat lagi berjaya, mereka banyak melakukan investasi di saham termasuk untuk persiapan pensiun. Mereka mendambakan, pada saatnya nanti, usia tuanya dilalui dengan indah dan penuh kedamaian.
Tapi, pada tahun 2010, ketika generasi dengan jumlah 75 juta orang itu memasuki rata-rata usia 65 tahun, impian itu hancur berantakan. Pasar modal mundur, ekonomi melemah dan kenyamanan masa pensiun tak pernah kesampaian. Untuk menggapai kembali impian itu, menurut Kiyosaki, para baby boomers akan coba mengejarnya melalui Network Marketing. Mereka mengadu nasib dengan mengambil bagian dalam bisnis jaringan pemasaran.